Tattoan |
Penggunaan tato kini seolah jadi bagian dari gaya hidup untuk tetap tampil eksis di kalangan anak muda metropolis. Para ahli fashion mengatakan bahwa tato makin digemari karena merupakan salah satu kosmetik yang dapat dipakai oleh pria atau pun wanita. Padahal tato tidak baik secara medis, ada banyak dampak buruk tato dalam jangka pendek, seperti alergi, infeksi, dan efek kecil lainnya. Bahkan menurut ahli medis Dr. Andreas Luch dari German Federal Institute for Risk Assessment di Berlin, Jerman mengungkapkan bahwa tidak ada jaminan tinta yang disuntikkan ke dalam tubuh ini aman.
Salah satu risiko pengguna tato adalah bakteri yang jelas terkandung di dalam tinta. Dalam sebuah riset oleh Dr. Luch menjelaskan, sebuah penelitian yang dilakukan pada mayat seseorang yang dulunya memiliki tato, ternyata tinta tato pada tubuh mayat tersebut tidak menghilang, padahal mayat tersebut telah memiliki tato selama puluhan tahun semasa hidupnya.
Walaupun tinta modern saat ini telah mengandung pigmen organik, namun tetapmemiliki unsur pengawet dan kontaminan, seperti nikel, arsenik dan timah. Pada tinta tato, telah ditemukan setidaknya 14% kandungan pengawet.
Bahaya pemakaian tato terjadi saat tinta tersebut disuntikkan ke jaringan kulit dan masuk ke aliran darah. Hal ini yang menjadi penyebab orang dengan darah yang telah terkontaminasi tinta tidak boleh melakukan donor darah meski dinyatakan sehat total seumur hidupnya.
Ada dampak buruk lain dari penggunaan tato, yaitu bisa mengakibatkan kanker kulit, atau bisa juga hepatitis. Salah satu penyebabnya adalah jika pembuat tato menggunakan jarum bekas sangat besar kemungkinan tertular HIV/AIDS.
Ada dampak buruk lain dari penggunaan tato, yaitu bisa mengakibatkan kanker kulit, atau bisa juga hepatitis. Salah satu penyebabnya adalah jika pembuat tato menggunakan jarum bekas sangat besar kemungkinan tertular HIV/AIDS.